Minggu, 01 Desember 2019

Cara Kerja Face Recognation




Hasil gambar untuk face recognition
Sistem keamanan dengan menggunakan PIN (Personal Identification Number), kartu identitas (Identification Card) dan kata sandi (password) belum dapat sepenuhnya menjamin sistem keamanan yang mampu melindungi data pribadi seseorang.Sistem keamanan saat ini dikembangkan menggunakan teknologi yang dapat melindungi sistem keamanan dengan baik yaitu menggunakan teknologi Biometrik. Dalam perkembangannya, sistem keamanan biometrik semakin diminati karena dianggap lebih akurat dan tak bisa dipalsukan.

Teknologi biometrik melakukan proses analisa dan identifikasi melalui dua macam karakteristik manusia yakni fisik (pengenalan melalui struktur wajah, retina, iris mata, sidik jari, telapak tangan, DNA) dan fisiologis (pengenalan melalui tanda tangan, cara menulis, suara, langkah/gerak jalan). Terdapat beberapa prinsip kerja pada sistem keamanan biometrik, diantaranya yaitu akurasi dari implementasi biometrik dimana pada teknologi biometrik akan memberikan peningkatan yang signifikan dalam akurasi pengidentifikasian identitas seseorang. Kemudian prinsip kerja yang selanjutnya yaitu metode pembuktian keaslian, pengiriman informasi dalam pelayanan, privasi masyarakat dan faktor eksternal. Dan salah satu teknologi biometrik yang sedang populer saat ini adalah sistem pengenalan wajah (face recognition).

Cara kerja pada device face recognition system yaitu:

1. Pendeteksian wajah. Pendeteksian wajah dilakukan dengan pengambilan foto wajah dari manusia dengan memindai foto 2D secara digital, atau bisa juga menggunakan video untuk mengambil foto wajah 3D.

2. Penjajaran. Setelah wajah berhasil dideteksi, software akan dapat menentukan posisi, ukuran, dan sikap kepala. Pada software 3D foto wajah mampu dikenali hingga 90 derajat, sedangkan untuk software 2D posisi kepala harus menghadap kamera paling tidak 35 derajat.

3. Pengukuran. Selanjutnya software dapat mengukur lekukan yang ada pada wajah dengan menggunakan skala sub-milimeter (microwave) dan membuat template.

4. Representasi. Kemudian jika template sudah jadi maka template tersebut dapat diterjemahkan kedalam sebuah kode yang unik, yang mempresentasikan setiap wajah.

5. Pencocokan. Jika foto wajah yang telah direpresentasikan dan ketersediaan foto wajah dalam basis data sama-sama 3D, proses pencocokan dapat langsung dilakukan.

6. Verifikasi atau identifikasi. Verifikasi merupakan proses pencocokkan satu berbanding satu. Sedangkan identifikasi adalah perbandingan foto wajah yang diambil dengan seluruh gambar yang memiliki kemiripan dalam database.

7. Analisis tekstur wajah. Kemajuan dalam software face recognition adalah penggunaan biometrik kulit atau keunikan tekstur kulit untuk meningkatkan akurasi hasil pencocokkan.

Menggunakan atau memanfaatkan sistem pengenalan wajah (Face Recognition) untuk menjaga data pribadi dapat menjamin sistem keamanan yang lebih baik. Hal itu terjadi karena sistem biometrik akan memverifikasi data yang melekat pada tubuh seseorang sehingga tidak akan terjadi kesalahan manusia (human error)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar